Langkah-langkah
untuk menetapkan Audit Objectives (tujuan audit)
1. Memahami objektif dan tanggungjawab audit
2. Membagi laporan keuangan menjadi
beberapa siklus
3. Mendapatkan asersi management terhadap
rekening-rekening laporan keuangan
4. Mengenal general audit objectives
untuk kelompok-kelompok transaksi
dan rekening.
5. Mengenal specific audit objectives untuk
kelompok-kelompok transaksi dan rekening
Learning
Objective 1
Menjelaskan tujuan pelaksanaan audit laporan keuangan dan
audit internal control (pengendalian intern) Menjelaskan tujuan pelaksanaan
audit laporan keuangan dan audit internal control (pengendalian intern),
tanggungjawab manajemen atas laporan keuangan dari tanggungjawab audit atas
verifikasi laporan keuangan dan keefektifan internal control dan tanggungjawab
audit dalam pengungkapan salahsaji yang material (material misstatements)
Tujuan dari audit laporan keuangan
adalah untuk menyampaikan opini mengenai kewajaran penyajian laporan. Hal ini
dapat dilihat dari Paragraph Pendapat pada Laporan Auditor Independen sebagai
berikut “Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut diatas
menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan
perusahaan dan hasil usaha , serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum .
Management merupakan pihak yang
bertanggungjawab terhadap laporan keuangan dan internal control karena
management adalah pihak yang menjalankan operasional perusahaan sehari-hari
sehingga otomatis merekalah yang lebih mengerti transaksi dan keuangan perusahaan.
Sementara, pengetahuan auditor mengenai perusahaan dan internal control cukup
terbatas sebatas yang diperoleh selama periode penugasan saja.
Undang-undang Sarbanes-Oxley Act meningkatkan tanggungjawab
management terhadap laporan keungan. Peraturan ini mensyaratkan para direktur dari
perusaan public untuk mensertifikasi laporan keuangan kuartalan maupun tahunan
ke SEC. Siapapun yang memalsukan sertifikasi ini diancam tindakan pidana.
Tanggungjawab auditor .
Audit ditujukan untuk memperoleh
keyakinan (assurance) memadai, bukan absolute, sehingga dengan demikian
terdapat resiko didalam audit yang dilaksanakan auditor. Auditor menggunakan
konsep materialitas. Suatu audit direncanakan dan dilaksanakan untuk menemukan
salah saji material, namun bukan semua salah saji dalam laporan keuangan
Penjelasan tanggungjawab auditor dalam
menemukan salahsaji material (material
misstatements).
Tanggungjawab Auditor dalam menemukan
masalah-masalah dalam laporan keuangan
·
Material
versus immaterial misstatements
Misstatement (salah saji) dianggap
material jika salah saji tersebut dapat mempengaruhi/ merubah keputusan yang
akan diambil oleh user laporan keuangan.
·
Reasonable
assurance
Assurance merupakan ukuran tingkat keyakinan auditor
terhadap hasil audit. Standar auditing mengharuskan auditor untuk memperoleh
keyakinan memadai (reasonable
assurance), bukan absolute, bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material dan auditor bukan penjamin kebenaran laporan keuangan, dengan demikian
terdapat resiko kemungkinan auditor gagal dalam mendeteksi salahsaji yang
material.
·
Errors
versus fraud
Error merupakan salahsaji yang tidak
disengaja sedangkan fraud merupakan salahsaji yang disengaja. Contoh error adalah kesalahan perhitungan matematis . Professional skepticism
Merupakan sikap yang harus
dikembangkan auditor selama penugasan pemeriksaan yang selalu kritis dalam
pengumpulan bukti dan senantiasa berpikir positif bahwa manajemen merupakan pihak
yang jujur. Walaupun demikian kemungkinan manajemen bertindak tidak jujur juga
harus selalu dipertimbangkan.
·
Fraud
resulting from fraudulent financial reporting versus misappropriation of assets
Fraud ada 2 macam missapropriation of assets (pencurian aktiva) misal karyawan
mencuri uang dari register kas dan fraudulent financial reporting
(pemalsuan laporan keuangan) misal menaikkan angka penjualan dalam laporan
keuangan pada tanggal-tanggal mendekati tanggal pelaporan keuangan dalam rangka
meningkatkan pendapatan.
Learning
Objective 2
Memahami
cara mengklasifikasikan transaksi dan rekening-rekening dalam laporan keuangan
menjadi siklus laporan keuangan dan mengidentifikasikan manfaat pendekatan ini
dalam segmentasi audit
Financial Statements Cycles
(siklus laporan keuangan)
Audit dilaksanakan dengan membagi
laporan keuangan menjadi segmen atau komponen yang lebih kecil. Pembagian ini
memudahkan pelaksanaan audit dan membantu pembagian tugas kepada para anggota
tim audit. Setiap segmen audit diaudit secara terpisah, tetapi tidak seluruhnya
berdiri sendiri. Setelah audit setiap segmen itu diselesaikan, termasuk melihat
hubungannya dengan segmen lainnya, hasilnya dapat digabungkan. Setelah itu
diambil kesimpulan tentang laporan keuangan secara keseluruhan.
Hal
ini dapat dijelaskan dari bagan siklus berikut ini
Learning
Objective 3
Menguraikan
3 kategori dari assersi manajemen
mengenai informasi keuangan
Asersi manajemen adalah penyampaian
yang tersirat atau yang dinyatakan dengan jelas oleh manajemen tentang komponen
laporan keuangan. Asersi manajemen berhubungan langsung dengan standar
akuntansi yang berterima umum.
Asersi Manajemen terdiri dari 3
kategori :
- Assertions
about classes of transaction and events (Assersi mengenai klasifikasi
transaksi dan events selama periode audit)
- Assertions
about account balance
(Assersi mengenai saldo rekening pada akhir periode)
- Assertions
about presentation and disclosure (Assersi mengenai penyajian dan pengungkapan)
- Assertions about classes of
transaction and events
Assertions
|
Penjelasan
|
Occurance
(keberadaan atau
keterjadian)
|
Semua transaksi yang
tercatat benar-benar terjadi/ada dalam perusahaan
|
Completeness
(kelengkapan)
|
Semua transaksi yang
seharusnya dicatat telah tercatat seluruhnya
|
Accuracy
(akurasi)
|
Semua angka dan data
transaksi telah dicatat secara akurat
|
Classification
(klasifikasi)
|
Seluruh transaksi
telah dicatat pada rekening yang tepat
|
Cutoff
(pisah batas)
|
Seluruh transaksi
telah dicatat pada periode akuntansi yang tepat
|
2. Assertions about account balance
Assertions
|
Penjelasan
|
Existence
(Eksistensi)
|
Asset, liability,
Equity benar-benar ada pada tanggal neraca
|
Completeness
(kelengkapan)
|
Semua Asset,
liability, Equity yang seharusnya dicatat telah tercatat seluruhnya
|
Valuation and
allocation
(penilaian dan
alokasi)
|
Semua asset,
liability, Equity telah dicatat dalam laporan keuangan dengan angka yang
wajar
|
Rights and Obligation
(hak dan kewajiban)
|
Semua asset merupakan
hak perusahaan, liabities merupakan kewajiban perusahaan
|
3. Assertions about presentation and
disclosure
Assertions
|
Penjelasan
|
Occurance and rights
and obligations
(keterjadiaan, hak dan
kewajiban)
|
Semua disclosure transaksi
benar-benar terjadi
|
Completeness
(kelengkapan)
|
Semua yang seharusnya dimasukkan dalam
laporan keuangan telah dimasukkan seluruhnya
|
Accuracy and valuation
(akurasi dan
penilaian)
|
Informasi keuangan dan
informasi lainnya telah di-disclose secara tepat dan pada angka yang tepat
|
Classification and
understandability
(klasifikasi dan
kejelasan)
|
Informasi keuangan dan
informasi lainnya telah disajikan dan dideskripsikan secara tepat, disclosure
telah disajikan secara jelasdideskripsi dengan jelas .
|
Learning
Objective 4
Mengkaitkan
keenam general transaction – related
audit objectives ke assersi manajemen tentang klasifikasi rekening
Setelah kita mengetahui assersi manajemen, maka kita akan menghubungkan general transaction – related audit objectives ke assersi manajemen. Hal ini sejalan dan berkaitan erat dengan tanggungjawab auditor untuk melakukan audit terhadap assersi manajemen.
Audit Objective (tujuan audit) berfungsi sebagai
kerangka kerja bagi auditor dalam mengumpulkan bukti kompeten yang cukup yang
dibutuhkan oleh standar auditing-standar pekerjaan lapangan. Audit objective akan tetap sama untuk
setiap penugasan audit, tetapi bahan buktinya berbeda tergantung keadaan.
General transaction – related audit
objectives (tujuan audit umum) merupakan audit objectives yang dapat diterapkan
untuk setiap rekening, tetapi dinyatakan secara luas . Tujuan khusus audit juga diterapkan pada
setiap saldo rekening pada laporan keuangan, tetapi dinyatakan sesuai dengan
penugasan.
General
Transactions-related Audit Objectives
|
Penjelasan
|
Occurrence
(keterjadian)
|
Memastikan
bahwa semua transaksi yang tercatat benar-benar terjadi/ada.
|
Completeness
(kelengkapan)
|
Memastikan
bahwa semua transaksi yang terjadi sudah dicatat
|
Accuracy
(akurasi)
|
Memastikan
bahwa semua transaksi yang tercatat sudah memakai angka yang benar
|
Posting and
summarization
(Posting dan
pengikhtisaran)
|
Memastikan
transaksi secara tepat telah diposting secara kedalam masterfile dan
diiktisarkan
|
Classification
(klasifikasi)
|
Memastikan
transaksi diklasifikasikan dengan tepat
|
Timing
(ketepatan waktu)
|
Memastikan
transaksi dicatat pada tanggal yang tepat
|
Specific
Transactions-related Audit Objectives (tujuan khusus audit transaksi )
Setelah general transaction related
audit objectives ditentukan, akan dilanjutkan dengan penetapan Specific
Transactions-related Audit Objectives. Tujuan khusus ini dibuat untuk setiap
siklus transaksi dan disesuaikan sesuai dengan jenis penugasan.
Contoh
hubungan antara asersi manajemen dengan transation
related audit objectives pada
Hillsburg Hardware Company diaplikasikan untuk transaksi penjualan
Management Assertion
about classes of transaction and event
|
General Transaction-
related Audit
Objectives
|
Specific Sales Transaction-
related Audit Objectives
|
Occurrence
|
Occurrence
|
Penjualan yang tercatat adalah untuk pengiriman barang bukan kepada
pelanggan fiktif
|
Completeness
|
Completeness
|
Transaksi penjualan yang ada telah dicatat
|
Accuracy
|
-Accuracy
-Posting and
summarization
|
-Penjualan yang dicatat adalah untuk sejumlah barang yang telah dikirimkan
dan telah ditagihkan dan dicatat dengan benar
-Transaksi penjualan telah secara benar ada di master file dan
diikhtisarkan dengan benar
|
Classification
|
Classification
|
Transaksi penjualan telah diklasifikasikan dengan tepat
|
Cutoff
|
Timing
|
Transaksi penjualan telah dicatat pada tanggal yang benar
.
|
Learning
Objective 5
Mengkaitkan
kedelapan general transaction – related
audit objectives ke assersi manajemen mengenai saldo rekening
Balance Related Audit Objectives (
Objektif audit untuk saldo)
Balance
related audit objective
sama dengan transaction related audit
objective karena sama-sama membantu auditor untuk mengumpulkan audit evidence untuk masing-masing
perkiraan. Auditor mengumpulkan evidence untuk
mendukung verifikasi saldo perkiraan. Contohnya
dalam audit terhadap saldo Piutang dagang, auditor mengumpulkan bukti dengan
mendapatkan daftar piutang dagang pada masterfile yang angkanya sesuai dengan
saldo pada bukubesar, lalu verifikasi difokuskan pada nama-nama pelanggan di
daftar tersebut.
Balance related audit objective juga
terdiri dari 2 macam yaitu general dan
specific related audit objectives. Perbedaannya
antara balance dan transaction related audit objective adalah sbr:
|
Transaction
related audit objective
|
Balance
related audit objective
|
Objek audit
|
Siklus transaksi misal
transaksi penjualan dan pembelian inventory
|
Saldo perkiraan misal saldo
akhir piutang dagang, inventory
|
Jumlah audit objective
|
6
|
8
|
Balance -related Audit Objectives
|
Penjelasan
|
Existence
(keberadaan)
|
Memastikan
bahwa saldo yang tercantum dalam laporan keuangan, benar-benar ada.
|
Completeness
(kelengkapan)
|
Memastikan
bahwa saldo yang seharusnya tercantum
dalam laporan keuangan, benar-benar sudah dicatat
|
Accuracy
(akurasi)
|
Memastikan
bahwa saldo yang tercantum, dicatat /dihitung secara benar
|
Classification
(klasifikasi)
|
Memastikan
saldo yang tercantum dalam listing klien telah diklasifikasikan dengan tepat
|
Cutoff
(pisah batas)
|
Transaksi
dekat tanggal neraca telah dicatat pada periode yang tepat
|
Detail Tie In
(Kesesuian rincian)
|
Memastikan
rincian pada listing saldo perkiraan sesuai dengan masterfile, sesuai juga
dengan total listing dan sesuai dengan total
pada bukubesar.
|
Timing
(ketepatan waktu)
|
Memastikan
transaksi dicatat pada tanggal yang tepat
|
Realizable
Value
(nilai realisasi)
|
Asset
dicantumkan sebesar saldo yang diestimasi dapat direalisasi
|
Rights
and obligation
(hak dan kewajiban)
|
Semua
asset harus benar-benar merupakan hak perusahaan sebelum dapat dimasukkan
dalam laporan keuangan.
|
Contoh
hubungan assersi manajemen dengan balance
related audit objective pada
Hillsburg Hardware company untuk inventory (persediaan barang dagangan)
Asersi
Manajemen
|
General
Balance –Related audit objective
|
Specific
Balance –Related audit objective untuk inventory
|
Existence
(Eksistensi)
|
Existence
(Eksistensi)
|
Semua inventory yang
tercatat, memang benar-benar ada pada tanggal neraca
|
Completeness
(kelengkapan)
|
Completeness
(kelengkapan)
|
Semua inventory telah
dihitung dan dimasukkan dalam laporan inventory
|
Valuation and allocation
(penilaian dan
alokasi)
|
Accurracy
-Classification
-Cutoff
-Detail
Tie-in
-Realizable
Value
|
-Jumlah inventory pada
kartu inventory sama dengan jumlah inventory secara phisik
-Harga yang dipakai
untuk menilai inventory, adalah harga yang tepat
-Perkalian harga dengan
jumlah inventory sudah benar, demikian
juga perhitungan angka-angka lainnya
Jenis-jenis inventory
telah diklasifikasikan dengan benar menjadi persediaan barang mentah, barang
setengah jadi,dan barang jadi
-Cutoff pembelian pada
akhir tahun telah tepat
-Cutoff penjualan pada
akhir tahun telah tepat
-Total inventory sama
dengan total di bukubesar
-Inventory telah
diturunkan nilainya bila terjadi penurunan realizable value
|
Rights
and Obligations
|
Rights
and Obligations
|
-Perusahaan memiliki
hak atas semua inventory yang tercantum
-Inventory tidak ada
yang dijadikan jaminan kredit
|
Learning
objective 6
Mengkaitkan
keempat presentation and disclosure
–related audit objectives ke assersi manajemen untuk presentation dan
disclosure
Presentation and disclosure related
audit objective memiliki sifat dan konsep yang sama dengan management
assertions untuk presentation dan disclosure.
Contoh hubungan assersi manajemen
dengan presentation and disclosure
related audit objective pada
Hillsburg Hardware company untuk Notes
Payable (hutang wesel)
Asersi
Manajemen
|
General presentation
and disclosure -Related audit objective
|
Specific presentation
and disclosure –Related audit objective untuk notes payable
|
Occurrence
and rights and
obligations
(keberadaan, hak, kewajiban)
|
Occurrence
and rights and
obligations
(keberadaan,
hak, kewajiban)
|
Notes payable pada footnotes (catatan pendukung) memang benar-benar ada
dan merupakan kewajiban perusahaan
|
Completeness
(kelengkapan)
|
Completeness
(kelengkapan)
|
Semua disclosures yang diperlukan untuk notes payable telah dimasukkan
dalam financial statement footnotes
|
Valuation and
allocation
(penilaian dan
alokasi)
|
Valuation and
Allocation
(penilaian dan alokasi)
|
- disclosure
untuk footnote untuk notes payable sudah tepat
|
Classification
and
understandability
|
Classification
and
understandability
|
- Notes
payable telah diklasifikasikan dengan tepat sebagai kewajiban jangka pendek
dan jangka panjang , semua disclosures jelas/dapat dimengerti
|
Learning Objective 7
Menjelaskan
hubungan antara audit objectives
dengan pengumpulan audit evidence
(bukti audit)
Untuk mencapai tujuan audit, auditor
harus mendapatkan bukti audit (audit
evidence) yang cukup dan tepat untuk mendukung semua asersi management untuk
laporan keuangan.
Proses audit terdiri dari 4 tahapan
Tahap I merupakan tahap awal pemeriksaan
dimana audit melakukan perencanaan dan perancangan pendekatan audit. Setiap
penugasan audit harus direncanakan karena alasan :
1.
Bukti
yang cukup dan kompeten harus didapatkan selama pemeriksaan untuk memenuhi
tanggungjawab auditor
2.
Biaya
pengumpulan bukti harus diminimalisasi.
Dalam tahap I ini maka auditor akan melakukan
:
1.
Memperoleh
pemahaman awal mengenai bisnis dan industri klien
2.
Menetapkan
sejauhmana tingkat resiko salah saji yang material
Tahap II merupakan tahap dimana
auditor akan melaksanakan test of control (pengujian pengendalian)
dan test substantive (pengujian
substantive) terhadap transaksi. Test of
control dimaksudkan untuk menguji sejauhmana efektivitas dari pengendalian
internal dalam rangka penetapan banyaknya bukti audit yang harus dikumpulkan. Test substantive adalah pengujian
terhadap pencatatan transaksi dengan
memverifikasi kesalahan moneter dari transaksi.
Tahap III terdiri dari Analytical procedur (prosedur analitis)
dan Test of detail balances . Analytical procedure merupakan evaluasi
atas informasi keuangan yang dilakukan dengan
mempelajari hubungan yang logis antara data keuangan dan non keuangan
,meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor.
Misal melakukan perbandingan antara biaya komisi dengan tingkat penjualan untuk
menguji kewajaran nilai komisi.
Test
of detail balance
merupakan prosedur audit khusus untuk menguji saldo perkiraan laporan keuangan.
Misal untuk memeriksa saldo Piutang dagang dapat dilakukan pengujian dengan
mengirimkan konfirmasi kepada para pelanggan perusahaan klien.
Tahap IV, merupakan tahap penyelesaian
seluruh prosedur baik untuk audit objektif maupun setiap perkiraan laporan
keuangan. Seluruh informasi yang diperoleh beserta pertimbangan auditor ,
digunakan untuk memperoleh kesimpulan tentang kewajaran laporan keuangan.
Setelah keseluruhan audit diselesaikan,
audit report dibuat.
0 comments:
Post a Comment