Saturday, September 20, 2014

Manajemen Operasional Global

Posted by Akuntansi at 5:39 AM
Sourcing Global

Alasan-alasan Sourcing Global
Walaupun alasan utama diadakannya sourcing secara global adalah untuk mendapatkan harga yang rendah, masih ada alasan-alasan lainnya. Mungkin produk tertentu yang dibutuhkan oleh perusahaan tidak tersedia secara lokal dan harus diimpor. Kemungkinan lainnya adalah bahwa para pesaing asing perusahaan menggunakan komponen-komponen yang memiliki kualitas atau rancangan yang lebih baik dibanding yang tersedia di negeri sendiri. Agar menjadi perusahaan yang bersifat kompetitif, perusahaan juga harus mendapatkan komponen-komponen atau mesin-mesin produksi dari luar negeri.
Daya tarik dari sourcing global adalah kehadiran para pemasok dengan tingkat persaingan harga, kualitas, ketepatan waktu, dan dimensi-dimensi terkait lainnya yang semakin ketat. Sebagai contoh, negara-negara tertentu mungkin memberikan akses kebarang-barang tambang atau bahan-bahan mentah lainnya atau komponen-kemponen setara lainnya yang mungkin tersedia secara domestik dengan harga yang lebih rendah atau kualitas yang lebih baik (misalnya bauksit di Jamaika atau chip dynamic random access memory (DRAM) di Korea Selatan). Selain itu, hadirnya negara-negara yang industrinya kurang berkembang dengan tenaga kerja yang murah dan tidak terampil mungkin menjadi sumber penawaran yang memiliki daya tarik dalam hal produk-produk padat karya dengan persyaratan-persyaratan keahlian yang rendah. Hal ini membantu menjelaskan mengapa banyak operasi-operasi padat karya (seperti pembuatan sepatu-sepatu atletik atau kemeja pria) pindah dari negara-negara industri maju yang tenaga kerjanya lebih mahal. Ketika negara-negara ini berkembang dalam dunia industri, dan sebagian mungkin berkembang lebih pesat, mereka bergerak menuju kesatuan produk dan proses, yaitu dari produk-produk dengan jumlah tenaga kerja yang lebih besar dan dikerjakan dengan peralatan-peralatan proses yang tidak terlalu canggih, seperti mesin jahit, ke arah proses-proses yang lebih canggih, sistem pemesinan yang lebih kompleks, dan jumlah tenaga kerja yang lebih sedikit.

Pengaturan Sourcing Global
Setiap pengaturan berikut dapat menjadi sumber produk-produk asing bagi perusahaan:
1.    Anak perusahaan yang dimiliki secara penuh. Mungkin terjadi di suatu negara dengan biaya tenaga kerja yang rendah untuk memasok komponen-komponen bagi pabrik di negara sendiri, atau anak perusahaan mungkin menghasilkan suatu produk yang tidak dibuat di negara sendiri.
2.     Usaha patungan dengan perusahaan asing. Terjadi apabila biaya tenaga kerja lebih rendah dibanding tenaga-tenaga kerja di negara sendiri untuk memasok komponen-komponen bagi negara sendiri.
3.    Proyek pabrik terikat kontrak (in-bond). Pabrik di negara sendiri mengirimkan komponen-komponen untuk diproses dengan mesin-mesin dan dirakit atau hanya dirakit oleh kontraktor lepas yang terikat dengan proyek.
4.    Kontraktor independen di luar negeri. Pada umumnya para industri pakaian, perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki fasilitas-fasilitas produksi, misalnya DKNY, Nike, dan Liz Claiborne, melakukan kontrak dengan perusahaan manufaktur asing untuk membuat pakaian atas spesifikasi yang mereka tentukan dan dengan label perusahaan sendiri.
5.    Perusahaan manufaktur independen di luar negeri.


Pentingnya Sourcing Global
Ada beberapa alasan untuk fenomena ini, termasuk kekompleksan produk-produk yang semakin hebat dan tekanan-tekanan yang semakin meningkat pada perusahaan untuk memfokuskan diri pada bisnis inti mereka dan menyewa kegiatan-kegiatan lainnya di mana mereka kekurangan daya saing yang kuat. Selain itu, tekanan-tekanan persaingan dan penekanan pada berkurangnya siklus dari konsep sampai pemasaran dalam banyak produk dan sektor jasa telah menghasilkan peningkatan tajam dalam jumlah produk baru yang tersedia di pasar. Diperkirakan setidaknya 50 persen dari produk-produk yang sekarang ada di pasar tidak tersedia pada lima tahun yang lampau. Perkembangan ini telah menciptakan tekanan tambahan untuk mencari pemasok di seluruh dunia yang mampu memberikan input dengan harga dan kualitas yang bersaing dan dengan kecepatan respons yang tinggi terhadap perubahan pasar.

Pilihan-pilihan untuk Pengadaan Elektronik Global
Salah satu transaksi paling sederhana yang dapat terjadi dalam pertukaran pembelian secara elektronik adalah pembelian katalog. Para pemasok menyediakan katalog dari produk-produk yang tersedia, dan para pembeli dapat meliahat, mempelajari, serta memesan barang yang diinginkan sesuai dengan harga yang tertera. Pemasok bisa memperbarui katalog tersebut secara rel time, serta melakukan penyesuaian harga menurut tingkat persediaan dan kebutuhan untuk mengganti produk-produk tertentu. Pertukaran elektronik juga memungkinkan para pembeli dan pemasok berinteraksi melalui suatu sistem penawaran/kuotasi harga dimana para pembeli dapat mengumumkan kebutuhan pembelian mereka secara online agar dapat dilihat oleh semua pemasok dan para pemasok kemudian dapat menyerahkan perhitungan harganya masing-masing kepada si pembeli. Pembeli lalu memilih salah satu dari penawaran yang masuk berdasarkan harga, waktu pengiriman, atau faktor-faktor lainnya. Pertukaran yang disponsori oleh industri dapat pula memfasilitasi beberapa pelayanan, di antaranya: pengambilan letter of credit, kontrak logistik dan distribusi, serta pemantauan harga dan masuknya pesanan setiap hari.


Manfaat dari Sistem Pengadaan Elektronik Global
Manfaat-manfaat dari inisiatif pembelian secara elektronik cukup besar. Contohnya, Oracle Corporation mengumumkan penghematan $2 miliar selama tahun 2000 berkat inisiatif E-business perusahaan yang telah memungkinkan mereka menyederhanakan operasi, mengurangi biaya, serta meningkatkan produktivitas dalam manajemen rantai penawaran dan respons konsumen. Hewlett-Packard memperkirakan bahwa industri-industri berteknologi tinggi dapat mengurangi biaya pembelian paling sedikit 40 persen melalui penggunaan transaksi B2B. Suatu penelitian yang dilakukan oleh American Express dan Ernst & Young menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang beralih dari pemesanan pembelian secara manual ke sistem pengadaan secara elektronik otomatis dan telah disederhanakan dapat mengurangi biaya pemrosesan transaksi sampai dengan 95 persen. Para peserta suatu transaksi B2B kimia melaporkan rata-rata penghematan biaya hingga 15 persen dari keseluruhan nilai transaksi jangka panjang dan spot mereka.

Termasuk berkurangnya siklus waktu perdagangan dari 6 minggu menjadi 2 minggu. British Telecom, salah satu pembeli corporat terbesar di Eropa dengan jumlah pembelian tahunan sebesar $8,8 miliar, menggunakan pengadaan B2B untuk mengurangi pokok pasokan mereka, memperbaiki proses pembelian internal, dan mengurangi rata-rata biaya transaksi pembelian dari $113 menjadi sekitar $8. Selama tahun pertama penerapannya, banyak organisasi yang melaporkan tingkat pembelian investasi mereka mencapai lebih dari 300 persen melalui sistem pengadaan Internet otomatis. 
Robyn Wright, seorang konsultan E-business di KPMG, berpendapat bahwa peluang bagi perusahaan kecil dan menengah untuk mendapatkan sumber secara global telah menjadi nyata. “Dulu mereka dibatasi oleh waktu yang mereka habiskan dengan mempelajari katalog-katalog untuk menemukan pemasok mereka. Sekarang mereka tidak perlu lagi melakukan itu, karena dengan satu kali klik mereka dapat memasuki rute internasional.”

Masalah-masalah dalam Sourcing Global
Harga yang lebih murah adalah alasan utama perusahaan-perusahaan melakukan pembelian ke luar negeri. Sekarang ini banyak perhitungan biaya berdasarkan siklus hidup, untuk menganalisis keputusan-keputusan pembelian berdasarkan masa produktif barang yang dibeli, termasuk nilai tukar tambah atau perkiraan nilai sisa barang di masa mendatang.

Biaya-biaya Tambahan
Berikut ini adalah daftar biaya impor, dengan perkiraan presentase pertambahan harga yang diakibatkannya ke dalam perhitungan harga:
  1. Angkutan internasional, asuransi, dan pengemasan (10-12%).
  2. Bea impor (0-50%).
  3. Gaji pialang pabean (3-5%).
  4. Persediaan transit atau pipeline (5-15%).
  5. Biaya letter of credit (1%).
  6. Biaya-biaya perjalanan dan komunikasi internasional (2-8%).
  7. Tenaga ahli impor perusahaan (5%).
  8. Pengerjaan kembali produk-produk yang tidak sesuai dengan spesifiksi (0-15%).

Kerugian-kerugian lainnya
1.    Kenaikan harga yang disebabkan oleh menurunnya nilai mata uang dalam negeri akibat fluktuasi nilai tukar.
2.    Munculnya E-Procurement yang seharusnya mempermudah, malahan menimbulkan masalah baru. Proses pemilihan pemasok tetap perlu dilakukan dengan cara seperti pembelian tradisional karena adanya kekhawatiran pemasok yang tidak dikenal mampu memenuhi kebutuhan perusahaan dalam hal kualitas, pengiriman, harga dan lain-lain.
3.    Faktor keamanan juga menjadi masalah perusahaan harus berhati-hati membuka detail bisnis mereka termasuk harga, persediaan spesifikasi rancangan terutama kepada kompetitor.
4.    Adanya kemungkinan hacking dan pemesanan palsu.
5.    Adanya standar yang berada ditiap negara juga menjadi masalah dalam menerapkan E-Procurement.



Sistem Manufaktur

Karena perusahaan-perusahaan internasional memiliki fasilitas-fasilitas manufaktur di berbagai negara dengan tingkat kemajuan yang berbeda__fasilitas-fasilitas ini menggunakan faktor-faktor produksi dengan kualitas dan biaya yang cukup jauh berbeda antara satu negara dengan negara lainnya_maka dapat dipahami jika sistem manufakturnya pun akan berbeda meskipun berada dalam perusahaan yang sama. Oleh karena itu, satu perusahaan mungkin saja memiliki kombinasi beberapa pabrik mulai dari pabrik dengan teknologi produksi paling mutakhir, seperti yang ditemukan di Jepang dan AS, hingga pabrik berteknologi lebih rendah yang berada di sebagian besar negara berkembang.

Teknologi Produksi Mutakhir - Jepang
Shigeo Shingo adalah salah seorang pakar produktivitas dan kualitas terkemuka Jepang yang yang menjelaskan perbedaan filosofi produksi AS dan Jepang dimana menurutnya, Orang-orang AS berpikir bahwa persediaan itu berbahaya namun diperlukan, sedangkan orang Jepang berpikir bahwa persediaan itu mutlak berbahaya. Pelatihan mengenai pentingnya pengendalian kualitas secara statistic diajarkan oleh orang AS, W. Edward Deming kepada para insinyur Jepang serta industrialis senior.

Usaha Jepang untuk Menurunkan Biaya dan Meningkatkan Kualitas

Just-in-time (JIT)
Suatu sistem keseimbangan dimana terdapat hanya sedikit atau tidak ada penundaan waktu dan waktu luang dalam proses serta persediaan barang jadi.

Menurunkan Biaya
1.    Komponen-komponen, baik yang dibeli dari pemasok luar maupun yang dibuat di dalam pabrik yang sama, haruslah bebas dari kerusakan.
2.    Suku cadang dan komponen-komponen harus dikirimkan kesetiap titik dalam proses produksi tepat pada waktu diperlukan, karena itu di sebut just-in-time (JIT).
3.    Para konsumen dimanapun menginginkan pengiriman saat mereka melakukan pembelian, itu sebabnya para penjual memiliki persediaan produk-produk jadi.
4.    Selain itu juga harus ada pengurangan waktu pemrosesan. Salah satu cara untuk melakukannya adalah memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut barang setengah jadi dari suatu operasi ke operasi berikutnya.
5.    Perusahaan manufaktur menyederhanakan lini-lini produk dan merancang produk-produk yang menggunakan sebanyak mungkin komponen yang sama.
6.    Agar just-in-time berhasil, perusahaan manufaktur harus bekerja sama dengan para pemasoknya.
7.    Untuk menekan biaya, meningkatkan kualitas, dan mempersingkat waktu produksi, manajemen Jepang mengharuskan perancang produk, manajer produksi, staf pembelian, dan para agen pemasaran untuk bekerja sebagai sebuah tim. 
8.    Dengan terbentuknya tim lintas fungsi tersebut, memungkinkan pemasok untuk untuk menyarankan pemkaaian komponen standar berharga lebih rendah yang mereka produksi secara rutin, sehingga bagian manufaktur menunjukkan bagaimana perubahan rancangan dapat menyederhanakan proses produksi dan bagian pemasaran memberi masukan dari sudut pandang konsumen, sebelum produksi pertama dilakukan.

Meningkatkan Kualitas
Manajemen kualitas total (TQM)
Pengelolaan seluruh organisasi agar menjadi yang terbaik dalam semua dimensi produk dan pelayanan yang penting bagi pelanggan.

Lingkaran Kualitas (lingkaran kontrol kualitas)
Kelompok kerja kecil yang bertemu secara periodik untuk membahas cara-cara meningkatkan area fungsi mereka dan kualitas produk.

Teknologi Produksi Mutakhir- Amerika Serikat
Mengetahui keberhasilan bangsa Jepang dalamm menerapkan JIT, perusahaan AS berbondong-bondong ke Jepang untuk mempelajarinya. Mereka menerapkan hanya bagian kecil dari system JIT. Sedangkan JIT merupakan system keseluruhan yang juga melibatkan TQM yang merupakan bagian tidak terpisahkan.
            Adanya kendala budaya juga merupakan salah satu alasan mengapa JIT sulit diterapkan, karena budaya manajer di AS yang sangat menghargai spesialisasi fungsi pekerja berdasarkan system manajemen ilmiah Taylor, bertantangan dengan prinsip lingkaran kualitas dimana (1) apengambilan keputusan bersifat partisipatif dan kemampuan pekerja untuk menyelesaikan masalah. Kendala lainnya adalah kegagalan dalam melatih dan mengintegrasikan pemasok dalam system tersebut.

Permasalahan dengan JIT
1.            JIT terbatas pada operasi yang memproduksi komponen-komponen yang sama secara  berulang-ulang.
2.            Karena JIT adalah suatu sistem keseimbangan, jika suatu operasi berhenti, maka keseluruhan lini produksi berhenti.
3.            Sulit untuk mencapai system yang seimbang karena produksi berbeda untuk berbagai golongan mesin
4.            JIT tidak mengizinkan rombongan, sehingga setiap keeping harus bebas dari kerusakan ketika barang tersebut diterima.
5.            Perlu melakukan trial and error untuk menjalankan system itu.

Manufaktur tersinkronisasi
Keseluruhan sistem manufaktur dengan operasi tidak seimbang yang menekankan keseluruhan kinerja sistem. Output system tersebut ditentukan oleh output dari operasi yang paling lambat (bottleneck) yang sedang bekerja dengan kapasitas penuh. Manajer operasi akan berkonsentrasi pada peningkatan produksi proses paling lambat tersebut.
            Karena penekanan pada bottleneck maka kapasitas operasi yang lain menyesuaikan, sehingga setiap komponen rusak yang diproduksi sebelum bottleneck dapat dibuat kembali, dengan demikian system tidak berhenti.
            Dengan system tersebut, metode akuntansi tradisional tidak lagi memadai untuk menghitung biaya overhead. Manajemen beralih kepada pembiayaan berbasis aktivitas ( activity-based costing) untuk mengalikasikan beban overhead sesuai komponennya yang baerbeda-beda sesuai produk


Manufaktur Lunak
Di sebuah pabrik Amerika yang baru, peranti lunak dan para pekerja telah menjadi lebih penting daripada mesin-mesin produksi. Robot, kalaupun ada, hanya memainkan peranan pendukung. Seorang eksekutif manufaktur IBM menjelaskan: “Kami tidak lagi keranjingan otomotisasi seperti dulu pada awal tahun 1980-an.” Setelah melakuka riset, perusahaan itu menemukan bahwa biaya pengerjaan dengan tangan dan jaringan peranti lunak lebih efisien dari segi biaya dibandingkan penggunaak robot.
            Manufaktur lunak telah membuat pabrik-pabrik menjadi sangat gesit. Sebuah perusahaan dapat membuat produk khusus satu demi satu dengan kecepatan produksi massal. Contohnya, pabrik motorola yang memproduksi pager di Florida menerima pesanan dari para penujual  dan wakil-wakil penjual motorola melalui e-mail atau jalur telepon bebas pulsa. Data tersebut didigitalisasi dan diteruskan ke lini perakitan, di mana robot-robot memilih komponen-komponen yang akan dirakit oleh manusia. Pesanan sering kali diselesaikan dalam waktu 80 menit, dan memungkinkan para konsumen menerimanya pada hari yang sama dengan hari melakukan pemesanan.

Six Sigma
SIX Sigma adalah suatu proses manajemen bisnis yang menggabungkan alat bantu analisis yang teliti dengan infrastuktur yang jelas dan kepemimpinan dari atas, untuk mengatasi masalah dan mengoptimalkan proses-proses Six Sigma memusatkan perhatian untuk mengurangi variasi dan mengeliminasi barang-barang yang rusak, biaya dan siklus waktu pun ikut menurun, sementara kepuasan konsumen meningkat.
            Suatu survei online mengenai kualitas menemukan bahwa manfaat terbesar Six Sigma bagi organisasi yang menggunakan metodologi ini adalah penghematan biaya (45 persen dari responden), diikuti dengan kenaikan tingkat kepuasan konsumen (20 persen), berkurangnya barang-barang yang rusak (15 persen), pertumbuhan perusahaan (10 persen), dan peningkatan kualitas (5 persen). Seorang responden mengatakan,”Sulit untuk menunjuk salah satu manfaat Six Sigma bagi perusahaan. Dengan menjalankan Six Sigma, kepuasan konsumen meningkat, biaya secara keseluruhan ditekan, dan jumlah barang yang rusak berkurang. Semua itu adalah kempetitif yang menguntungkan bagi perusahaan mana pun.”

Alasan Standardisasi Sistem Manufaktur Global
Standar adalah dokumentasi dari suatu kesepakatan yang berisi spesifikasi teknis atau kriteria khusus lainnya yang akan digunakan secara konsisten sebagai pedoman, aturan, atau definisi karakteristik suatu produk, proses, atau jasa.
Di Eropa, standar kualitas yang paling banyak digunakan adalah ISO 9000. ISO 9000 adalah suatu kumpulan sistem penjamin kualitas yang terdiri atas lima standar universal yang telah disepakati oleh Internasional Organization for Standards (ISO), suatu federasi badan standar dari sekitar 100 negara.
            Standar yang paling komprehensif adalah ISO 9001. Standar ini diterapkan di industri-industri yang berkecimpung dalam rancangan, pengembangan, manufaktrur, instalasi, serta pelayanan produk dan jasa. Standar tersebut berlaku sama untuk seluruh perusahaan, tanpa memperhitungkan ukuran maupun industri mereka. Secara umum, perusahaan-perusahaan yang ingin melakukan bisnis di Eropa harus memiliki registrasi ISO 9000, dan banyak juga perusahaan yang mensyaratkan registrasi para pemasok mereka untuk memberikan jaminan yang lebih jauh lagi. Selain itu, ada pula seri ISO 14000 yang menyajikan kerangka serupa untuk jaminan kualitas di bidang manajemen lingkungan.

Penghalang-penghalang Globalisasi Fasilitas Manufaktur
Pengaruh Lingkungan
Kekuatan Ekonomi. Elemen terpenting dari kekuatan ekonomi yang menghalangi standarisasi produksi adalah beraneka ragamnya ukuran pasar.

Untuk menanggulangi kebutuhan produksi yang sangat beraneka ragam, perancang umumnya dapat memilih antara proses padat modal yang menggabungkan mesin-mesin otomatis semimanual yang memiliki output tinggi, atau proses padat karya yang memperkerjakan lebih banyak orang dan peralatan dengan kegunaan umum dengan kapasitas produksi yang lebih rendah.

            Faktor ekonomi lain mempengaruhi pemilihan proses oleh perancang adalah biaya produksi. Automasi cenderung meningkatkan produktivitas per pekerja karena memerlukan lebih sedikit kerja dan menghasilkan output yang lebih tinggi per mesin.

Integrasi Vertikal Terbalik
Mendirikan fasilitas-fasilitas untuk memproduksi input yang digunakan dalam produksi barang-barang tingkat akhir di sebuah perusahaan.

Kekuatan Budaya.
·         Negara berkembang umumnya kekurangan pekerja terampil meskipun tenaga kerja melimpah.
·         Sumber daya diarahkan kepada pendidikan profesional ketimbang kepada perdagangan dimana mereka di butuhkan.
·         Penggunaan mesin-mesin otomatis yang rentan terhadap karakteristik budaya lainnya.
·         Kemangkiran.

Kekuatan Politik. Dalam perencanaan sebuah fasilitas manufaktur baru di suatu negara berkembang, manajemen sering kali menghadapi paradoks menarik. Walaupun negara tersebut sangat memerlukan penciptaan lapangan kerja baru, yang cenderung pada proses padat karya, namun para pejabat pemerintah sering kali menuntut penggunaan peralatan paling modern. Hal ini mungkin disebabkan oleh gengsi setempat atau mungkin para pejabat ini, yang ingin melihat perusahaan baru ini melakukan ekspor.

Beberapa Solusi Rancangan

Rancangan Persilangan (Hybrid Design). Secara umum, dalam merencang pabrik-pabrik untuk negara berkembang, para insinyur akan menggunakan persilangan dari proses padat modal ketika mereka mempertimbangkan pentingnya memastikan kualitas produk dan proses padat karya untuk mengambil keuntungan dari berlimpahnya tenaga kerja tidak terlatih. Sebagai contoh, mereka mungkin menentukan penggunaan las mesin dan bukan las tangan, tetapi kemudian menggunakan peralatan semimanual untuk pengecetan, pengemasan, dan penangan barang.

Teknologi Lanjutan (Intermediate Technology). Pemerintah mendorong para investor untuk mempertimbangkan suatu teknologi lanjutan (intermediate technology) yang sayangnya, belum tersedia di negara-negara industri. Ini berarti bahwa perusahaan perusahaan internasional (IC) tidak dapat mentransfer teknologi yang biasa mereka gunakan, tetapi harus mengembangkan metode-metode manufaktur yang baru dan berbeda. Mungkin juga penghematan karena berkurangnya biaya modal dari teknologi lanjutan ini terhapus oleh biaya memulai yang lebih tinggi dan biaya transfer yang lebih besar. Teknologi lanjutan_Metode produksi antara metode padat modal dan metode padat karya.

Sistem Manufaktur Lokal
Dasar untuk Perusahaan
Kecuali untuk pabrik-pabrik di negara-negara industri besar, perusahaan manufaktur lokal biasanya merupakan versi skala kecil dari organisasi yang dibentuk di induk perusahaan.

Integrasi Horizontal dan Vertikal
Perusahaan manufaktur lokal jarang terintegrasi baik secara vertikal maupun horizontal sejauh induk perusahaannya. Beberapa integrasi vertikal bersifat tradisional, seperti dalam kasus pabrik kotak kertas tadi, dan sebagian akan terjadi apabila diperlukan utuk memastikan pasokan bahan baku. Dalam situasi ini, anak perusahaan mungkin lebih terintegrasi secara vertikal dibandingkan induk perusahaan, yang inputnya banyak bergantung pada sumber-sumber dari luar.

Rancangan Sistem Manufaktur
Sebuah sistem manufaktur pada intinya merupakan sekelompok kegiatan yang terkait secara fungsional dengan tujuan menciptakan nilai. Meskipun sistem manufaktur yang diuraikan ini pada dasarnya digunakan pada produksi barang-barang berwujud (tangible goods), hampir semua uraian tersebut berlaku juga untuk produksi jasa. Faktor-faktor yang terkait dalam operasi sebuah sistem manufaktur yang efisien mencakup:
1.    Lokasi pabrik.
2.    Tata letak pabrik.
3.    Penanganan bahan.
4.    Unsur manusia.

Operasi Sistem Manufaktur
Begitu system manufaktur dijalankan, dua golongan aktivitas umum, yaitu produktif dan pendukung, harus dilakukan. Aktivitas manufaktur berawal dari selesainya percobaan awal dimana para pekerja berkenalan dengan proses manufaktur. Manajemen berharap system dapat berproduksi dengan kecepatan yang memadai untuk memenuhi permintaan pasar.
            Hambatan-hambatan untuk memenuhi standar manufaktur diantaranya adalah (1) output yang rendah, (2) kualitas yang rendah dan  (3) biaya manufaktur yang berlebihan.

Setiap system manufaktur memerlukan unit-unit staf untuk menyediakan aktifitas-aktifitas pendukung yang penting bagi operasinya. Akktifitas pendukung tersebut mencakup (1) pengendalian kualitas,  (2) pengendalian persediaan (3) fungsi pembelian, (4) fungsi pemeliharaan dan (5) fungsi teknik. 

0 comments:

Post a Comment

 

Welcome Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review