Teknik
audit adalah metode yang digunakan oleh auditor untukmengumpulkan bukti audit.
Menurut Arens dalam bukunya Auditing andAssurance Services, 9th
Edition, teknik audit ada
tujuh, yaitu pengujian fisik(physical examination), konfirmasi ( confirmation ), dokumentasi( documentation),prosedur analitis analytical procedures ), wawancara kepada klien (inquiries of
theclient ) , hitung uji ( reperfomance )
,dan observasi ( observation).
1. Pengujian Fisik
Pengujian fisik adalah pengujian substantif yang melibatkan
perhitungan atasaktiva yang berwujud, seperti kas, persediaan, bangunan, dan
peralatan. Teknik initidak dapat diterapkan pada aktiva yang keberadaannya
dibuktikan terutama melaluidokumentasi, seperti piutang usaha, investasi, atau
beban dibayar di muka. Selainitu, teknik ini juga tidak dapat diterapkan pada
kewajiban, pendapatan, atau beban.
Sasaran
utama dari pengujian fisik adalah membuktikan keberadaan(existence) hal-hal yang tersaji dalam laporan keuangan
klien. Contoh pengujian fisik adalah auditor mendatangi klien dan melakukan Cash
Opname. Cash Opname adalah
perhitungan fisik kas (uang) yang dimiliki oleh klien, kemudian auditor menggolongkan kas yang dimiliki klien berdasarkan
nilai nominalnya, dan terakhir auditor menghitung besarnya kas yang
dimiliki klien.
Selain
itu, pengujian fisik juga dapat digunakan auditor untuk mengujipenilaian
(valuation) karena kuantitas terlibat
secara langsung dalam penentuan nilaisebagian besar aktiva. Contoh dari hal ini
adalah dengan melakukuan perhitunganfisik persediaan yang dimiliki oleh
klien, auditor juga dapat menentukan nilai daripersediaan yang dimiliki klien.
Melalui pengujian fisik, auditor juga kadang-kadangdapat memperoleh bukti mengenai mutu atau kondisi, dan dalam hal ini
tentu jugaakan mempengaruhi penilaian.
Pengujian fisik juga dapat digunakan auditor untuk
menguji asersi mengenaikelengkapan (completeness). Dengan pengujian fisik auditor bisa menemukan item-item yang
seharusnya tersaji tetapi dihilangkan klien dari laporan keuangan.
Melaluipengujian fisik, asersi mengenai hak dan kewajiban (rights and
obligations) jugadapat diuji
oleh auditor, tetapi hanya untuk mendukung kepemilikan aktiva.
Bukti audit yang diperoleh dari pengujian
fisik untuk menguji asersikeberadaan sangat tinggi. Akan tetapi, bukti audit
yang diperoleh auditor daripengujian fisik
juga dapat menyesatkan jika auditor tidak memiliki keahlian ataukurang
hati-hati dalam melakukan pengujian fisik. Dengan demikian, pengujian fisikharus
dilakukan dengan hati-hati. Jika auditor merasa kurang memiliki keahlian
dan pengalaman dalam menilai
suatu aktiva, sebaiknya auditor meminta bantuan daripihak independen yang ahli
dalam menilai aktiva tersebut. Contohnya, jika auditor merasa tidak
memiliki kemampuan dan keahlian untuk menilai persediaan emasklien, auditor
dapat meminta bantuan seseorang yang ahli dalam penilaian emas(misalnya
penilai emas dari pegadaian) untuk membantu auditor menentukan nilaipersediaan
emas tersebut.
2. Konfirmasi
Konfirmasi adalah metode yang digunakan auditor
untuk memperoleh buktiaudit dengan cara meminta tanggapan baik secara tertulis
maupun lisan dari pihakketiga yang independen mengenai item-item tertentu yang
mempengaruhi laporankeuangan klien. Pada konfirmasi tertulis, konfirmasi adalah surat yang
ditandatangaiklien, ditujukan kepada pihak ketiga terkait (biasanya pelanggan
atau kreditur ) untukmeminta
penegasan (konfirmasi) mengenai
saldo utang/piutang klien pada pihakketiga tersebut per tanggal tertentu
(biasanya tanggal neraca). Bukti
audit yangdiperoleh dari konfirmasi memiliki keandalan yang sangat tinggi
karena bukti auditdari teknik audit ini diperoleh dari pihak ketiga yang
independen terhadap klien. Olehkarena bukti audit yang diperoleh dari
konfirmasi sangat tinggi, teknik audit iniadalah
teknik audit yang paling banyak digunakan, terutama untuk menguji
asersimanajemen terhadap utang dan piutang usaha.
Konfirmasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu
konfirmasi positif dan konfirmasinegatif. Pada konfirmasi positif auditor mengirimkan surat yang isinya
memintatanggapan kepada pihak ketiga terkait, pihak yang dimintakan konfirmasi
tersebutdiharuskan menjawab (membalas) apakah setuju atau tidak dengan jumlah yangtercantum dalam surat
yang dikirimkan auditor.
Konfirmasi
positif biasanyadigunakan dalam keadaan:
1. saldo
utang/piutang klien per pelanggan/kreditur relatif besar
2. jumlah
pelanggan/kreditur sedikit
3. pengendalian
intern klien (agak)lemah
4. waktu
audit cukup panjang.
Sedangkan
pada konfirmasi negatif, surat yang dikirimkan auditor hanyadibalas pihak yang
dimintakan konfirmasi apabila jumlah yang tercantum dalamsurat yang dikirimkan auditor tersebut tidak
disetujui oleh pihak ketiga tersebut. Apabila pihak ketiga setuju dengan
jumlah yang tercantum dalam surat yangdikirimkan auditor, maka pihak
ketiga tersebut tidak perlu membalas surat yangdikirimkan tersebut. Biasanya
dalam konfirmasi negatif, surat yang dikirimkan auditor diberi batas waktu. Jika pihak terkait yang
dikirimi surat tidak memberikan jawabanatas konfirmasi tersebut sampai pada
waktu yang ditetapkan maka pihak yangdimintakan konfirmasi tersebut dianggap
setuju. Konfirmasi negatif
umumnyadigunakan auditor apabila :
1. saldo
utang/piutang klien per pelanggan/kreditur relatif kecil
2. jumlah
pelanggan/kreditur banyak
3. pengendalian intern klien (cukup)kuat
4. waktu
audit cukup singkat.
Asersi
utama yang diuji melalui konfirmasi adalah keberadaan ( existence)serta hak dan kewajiban (rights and obligations). Teknik ini juga dapat digunakanuntuk memberikan
bukti mengenai penilaian ( valuation) atau alokasi (completeness), kelengkapan (completness ), serta penyajian dan pengungkapan ( presentation and disclosure).
3. Dokumentasi
Dokumentasi
adalah metode pengumpulan bukti audit yang dilakukan olehauditor dengan cara
menguji berbagai dokumen dan catatan klien untuk mendukunginformasi yang
tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan keuangan. Dokumendan catatan
klien yang diuji oleh auditor adalah dokumen dan catatan yangmenyediakan
informasi tentang pelaksanaan bisnis klien. Jumlah bukti audit yangdapat
dikumpulkan melalui dokumentasi cukup besar karena pada umumnya setiaptransaksi
dalam organisasi klien minimal didukung dengan selembar dokumen.
Secara
sederhana, dokumen dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitudokumen internal dan
dokumen eksternal. Dokumen internal adalah dokumen yangdisiapkan dan
digunakan dalam organisasi klien sendiri serta tidak pernahdisampaikan kepada pihak-pihak di luar organisasi
klien. Contoh dokumen internaladalah salinan faktur penjualan, laporan waktu
kerja karyawan, dan laporanpenerimaan persediaan. Sedangkan dokumen eksternal
adalah dokumen yangpernah berada dalam genggaman seseorang di luar organisasi
yang mewakili pihakyang menjadi lawan transaksi klien, tetapi dokumen tersebut
sekarang berada ditangan klien atau dengan segera dapat diakses oleh klien.
Contoh dokumeneksternal adalah faktur-faktur dari pemasok, surat utang yang
dibatalkan, dan polis-polis asuransi. Dari kedua kelompok dokumen di
atas, dokumen eksternal memilikikeandalan
yang lebih tinggi karena dokumen eksternal pernah berada baik di tanganklien
maupun pihak lain (pihak eksternal) sebagai lawan transaksi klien.
Dalam
dokumentasi, terdapat beberapa istilah. Berikut ini adalah beberapaistilah
tersebut dan penjelasan singkatnya :
A.Vouching
Vouching adalah kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa
kebenaran ataukeabsahan suatu bukti yang mendukung transaksi. Kegiatan ini meliputi memilihcatatan yang ada pada
catatan akuntansi serta memperoleh dan menyelidikidokumen yang mendasari
catatan tersebut untuk menentukan keabsahan danketelitian transaksi yang
dicatat. Dengan vouching , arah
pengujian berlawanandengan tracing. Penelusuran dimulai dari catatan ke dolumen.
Vouching digunakan untuk
mendeteksi apakah catatan akuntansi klienketinggian (overstatement).
Selain itu, vouching juga digunakan untuk menguji
asersimanajemen mengenai keberadaan (existence), penilaian (valuation), hak dankewajiban (rights
and obilgation), penyajian dan
pengungkapan (presentation and disclosure). Namun, vouching juga memiliki kelemahan. Pengujian asersi mengenaikelengkapan ( completeness) melaluivouching lebih sulit dilakukan karena pengujiankelengkapan
mengharuskan auditor untuk mencari bukti item yang tidak tercatat.
Verifikasi
adalah sebuah istilah yang digunakan dalam arti umum untuk memeriksa ketelitian
perkalian, penjumlahan pembukuan, kepemilikan, dankeberadaannya. Adapun tujuan
darivouching dan verifikasi untuk
memastikanbahwa:
1. Bukti
tersebut telah disetujui oleh pejabat yang berwenang dan terkait
2. Bukti
tersebut dari sesuai dengan tujuannya
3. Jumlah yang
tertera di dalam bukti adalah benar dan sesuai dengantransaksi
4. Pencatatan dilakukan secara benar
5. Kepemilikan dan keberadaannya sah
B.Tracing
Tracing adalah suatu kegiatan yang merupakan kebalikan
dari vouching. Arah
kegiatan tracing adalah
mengikuti dokumen sumber hingga ke pencatatannyadalam catatan akuntansi. Adapun
pelaksanaan dari tracing adalah dengan pertama-tama auditor melakukan penyeleksian
dokumen sumber, seperti faktur penjualanatau
laporan pengiriman, kemudian auditor melakukan penelusuran dokumensumber
tersebut melalui sistem akuntansi ke pencatatan akhir dalam catatanakuntansi,
seperti jurnal dan buku besar.
Karena arah
pengujian tracing berlawanan dengan vouching, tracing dapat digunakan untuk menguji asersi manajemen
mengenai kelengkapan (completeness).Tracing juga dapat digunakan auditor untuk menguji asersi manajemen mengenaipenilaian
(valuation) serta penyajian dan
pengungkapan ( presentation and disclosure).
C. Inspeksi
Dibandingkan
dengan vouching dan tracing , inspeksi melakukanpemeriksaan atas dokumen
dengan cara yang berbeda dari kedua teknik di atas.Inspeksi mencakup pembacaan
yang kritis atas dokumen untuk membandingkaninformasi yang tersaji di
dalamnya dengan informasi lain yang diketahui auditor ataudicatat dalam akun. Inspeksi dapat diaplikasikan
auditor untuk berbagai dokumenyang berbeda, seperti sewa, kontrak,
notulen rapat, instrumen utang formal, danpolis asuransi. Karena inspeksi dapat diaplikasikan auditor untuk
berbagai dokumen,maka inspeksi dapat digunakan untuk menguji semua asersi
manajemen.
Inspeksi
juga dapat memberikan informasi bagi auditor sebagai dasar dalammelakukan pengujian audit khusus, seperti inspeksi
atas instrumen utang untukmenentukan suku bunga guna menguji beban bunga.
Inspeksi juga bisa menambahinformasi yang dicatat dalam catatan akuntansi,
seperti menentukan persetujuanatas akuisisi pabrik dan peralatan dengan
menginspeksi notulen rapat dewandireksi.
Berbeda
dengan inspeksi yang melakukan pembacaan yang kritis terhadapsuatu dokumen,
scanning melakukan penelaahan yang tidak terlalu rinci
atasdokumen atau catatan. Adapun tujuan dari scanning adalah untuk menentukanapakah
terdapat hal yang tidak umum yang memerlukan investigasi lanjutan. Contohdari
kegiatan scanning adalah
auditor bisa men-scan buku
besar piutang usahauntuk menentukan keberadaan ( existence) dari setiap pelanggan yang memilikisaldo kredit besar yang harus
direklasifikasikan sebagai kewajiban.
D. Rekonsiliasi
Rekonsiliasi
adalah proses penandingan antara dua set pencatatan yangkemungkinan memiliki
jumlah yang berbeda, kemudian berusaha mencari jumlahyang seharusnya (jumlah
yang benar ). Biasanya dalam melakukan
suatu audit, satuset pencatatan adalah milik klien dan yang lainnya adalah
milik pihak ketiga.
Rekonsiliasi
dapat digunakan untuk menguji asersi manajemen terutamamengenai kelengkapan ( completeness ) dan keberadaan (existence). Denganmerekonsiliasi dua catatan, auditor dapat
menemukan item-item yang tidak dicatatdalam catatan klien, seperti pembayaran
jasa bank (bank service charge).
E.Read
Read adalah penelaahan atas informasi tertulis untuk
menentukan fakta-fakta yang berkaitan dengan audit yang dilakukan. Contoh penerapannya
adalahauditor membaca notulen rapat serta mengikhtisarkan semua informasi
yangberkaitan dengan laporan keuangan dalam kertas kerja.
F.Compare
Compare adalah perbandingan informasi dari dua lokasi
yang berbeda.Instruksi harus menyatakan informasi mana yang akan
diperbandingkan dengansebanyak mungkin rincian yang dapat dilakukan dalam
praktek. Contohpenerapannya adalah auditor menyeleksi suatu sampel atas
faktur-faktur penjualandan membandingkan harga pokok penjualan per unit yang
dicantumkan dalam faktur dengan nilai yang tercantum dalam daftar harga
penjualan per unit yang telahdiotorisasi oleh manajemen.
4. Prosedur
Analitis
Prosedur analitis adalah metode pengumpulan bukti
audit yang digunakanauditor dengan cara melakukan mempelajari data klien, lalu
mencari berbagaiperbandingan atas data klien yang berupa saldo dan rasio klien,
kemudian mencarihubungan-hubungan dari data tersebut. Prosedur analitis menghasilkan buktianalitis.
Auditor dapat menggunakan satu atau lebih dari lima jenis prosedur
analitis.Lima jenis prosedur analitis tersebut yaitu :
1. Membandingkan
data klien dengan data industri.
2. Membandingkan
data klien dengan data periode sama yang sebelumnya.
3. Membandingkan
data klien dengan hasil dugaan yang telah ditentukan kliensebelumnya (anggaran)
4. Membandingkan
data klien dengan hasil dugaan yang telah ditentukanauditor.
5. Membandingkan
data klien dengan hasil dugaan yang menggunakan data nonkeuangan.
Prosedur analitis biasa digunakan auditor untuk
menilai kelayakan data.Selain itu, prosedur analitis juga dapat digunakan untuk
memahami industri danbisnis klien, menilai kemampuan keberlanjutan bisnis
entitas, menunjukkanmunculnya kemungkinan kesalahan pengujian dalam laporan
keuangan, sertamengurangi pengujian audit rinci.
5. Wawancara kepada
Klien
Wawancara
adalah metode pengumpulan bukti audit yang melibatkanpertanyaan baik lisan
maupun tulisan oleh auditor. Pertanyaan-pertanyaan
ini dibuatsecara intern kepada manajemen atau pegawai klien, seperti pertanyaan
tentangpersediaan yang usang atau kemungkinan dapat ditagihnya piutang.
Wawancaradilakukan kepada manajemen dan pegawai klien karena manajemen
danpegawailah yang paling mengetahui operasi dan pengendalian internal klien.
nformasi
yang diperoleh auditor dari wawancara kepada klien memilikikeandalan yang
terbatas karena informasi ini diperoleh dari pihak internal klien.Walaupun demikian, informasi ini merupakan titik
awal dari pelaksanaan teknik auditlainnya. Pada umumnya, jawaban atas wawancara diperkuat dengan kinerja atauteknik
lainnya. Akan tetapi, pelaksanaan audit akan lebih efisien jika auditor mencermati jawaban atas wawancara daripada
mencari jawaban secara independenmelalui suatu pemeriksaan tidak langsung atas
bukti terperinci.
Wawancara
kepada klien juga meliputi pengujian pengendalian danpengujian substantif.
Wawancara kepada klien dapat digunakan auditor untukmenguji semua asersi
laporan keuangan. Auditor dapat menggunakan wawancarauntuk mempelajari kebijakan
dan prosedur pengendalian apa saja yang telahditerapkan klien, prinsip
akuntansi apa saja yang telah digunakan klien, danbagaimana transaksi-transaksi
tertentu diproses. Selain itu, wawancara juga dapatdigunakan untuk memperoleh
penjelasan dari manajemen tentang hasil pengujianaudit tertentu.
6. Hitung
Uji
Hitung uji adalah
metode pengumpulan bukti audit di mana auditor melakukan proses
pengulangan aktivitas klien, kemudian hasil yang diperolehauditor dari
pengulangan aktivitas tersebut dibandingkan dengan hasil yangdiperoleh oleh
klien untuk mendapatkan bukti audit. Hitung uji melibatkan pengujiankembali
atas berbagai perhitungan dan pengujian kembali atas berbagai transfer informasi. Pengujian kembali atas berbagai perhitungan ini
terdiri dari pengujian ataskeakuratan aritmatis klien. Hal ini mencakup
sejumlah prosedur, seperti pengujianperkalian dalam faktur-faktur penjualan dan
persediaan serta penjumlahan dalam jurnal-jurnal dan catatan-catatan
pendukung. Sedangkan pengujian kembali atasberbagai transfer informasi mencakup
penelusuran nilai-nilai untuk memperolehkeyakinan bahwa pada saat informasi
tersebut dicantumkan pada lebih dari satutempat, informasi tersebut selalu
dicatat dalam nilai yang sama.
Pada hitung uji, terdapat istilah foot Foot merupakan perhitungan kolomangka-angka untuk menentukan
apakah nilai totalnya sama dengan nilai yangdiperoleh klien. Contoh
penerapannya adalah melakukan footing atas
nilai-nilaidalam buku jurnal penjualan
untuk periode selama satu bulan dan membandingkansemua total nilai yang
terdapat dalam buku jurnal penjualan tersebut dengan nilaiyang terdapat dalam
buku besar.
Salah
saji yang ditemukan auditor ketika melakukan hitung uji dapatmencerminkan
pelanggaran terhadap asersi mengenai keberadaan (existence), kelengkapan (completeness),
atau penyajian dan pengungkapan ( presentation
and disclosure ). Pelanggaran
mengenai asersi keberadaan terjadi jika suatu item telahdihitung lebih dari
satu kali. Sedangkan jika auditor menemukan bahwa beberapaitem telah dihilangkan,
maka asersi mengenai kelengkapan telah dilanggar. Pelanggaran mengenai asersi penyajian dan
pengungkapan terjadi jika ayat jurnaltelah diposting pada akun yang salah.
Contoh
dari penerapan hitung uji adalah auditor memilih beberapa transaksiklien dengan
menggunakan sampling. Proses yang dialami oleh transaksi-transaksiyang tidak terpilih dianggap
sudah dilakukan klien dengan benar. Kemudian, auditor menjurnal transaksi-transaksi terpilih tersebut
dan mepostingnya ke buku besar pembantu. Lalu jurnal atas transaksi
tersebut diposting ke buku besar. Dari bukubesar, kemudian transaksi terpilih
tersebut diproses di neraca lajur dan dilakukanpenyesuaian. Setelah dilakukan
penyesuaian, laporan keuangan versi auditor pundisusun. Kemudian laporan versi klien dan versi auditor
dibandingkan dan dilihatapakah terdapat perbedaan. Jika terdapat perbedaan,
auditor mencari apapenyebab perbedaan tersebut dan jika perbedaan tersebut
karena kesalahan klien,hal itu dapat digunakan sebagai bukti audit.
7. Observasi
Observasi
adalah penggunaan indera-indera auditor untuk menilai aktivitas-aktivitas fisik
klien. Observasi berhubungan dengan memperhatikan sertamenyaksikan pelaksanaan dari suatu kegiatan dan proses. Contoh dari
observasiadalah auditor mengamati proses perhitungan persediaan klien untuk
mengamatiketelitian dan kompetensi pegawai klien dalam pelaksanaan
perhitunganpersediaan. Selain itu, beberapa kebijakan dan prosedur pengendalian
internalhanya dapat diverifikasi dengan observasi karena pelaksanaan kegiatan ini
tidakmeninggalkan bukti dokumenter. Contoh dari hal ini adalah auditor
mengobservasikegiatan peneriman kas klien untuk melihat apakah pegawai klien
melaksanakantugasnya sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah
ditetapkan.
Observasi
berbeda dengan pengujian fisik. Pengujian fisik melibatkanpenghitungan atas aktiva tertentu, sedangkan observasi difokuskan pada
aktivitasklien untuk mengetahui siapa mereka atau bagaimana dan kapan
merekamelakukannya.
Di
antara ketujuh teknik audit di atas, teknik audit yang memerlukan biayapaling tinggi adalah
pengujian fisik dan konfirmasi. Pengujian fisik mewajibkanauditor hadir pada saat klien melakukan
perhitungan aktivanya, yang seringkalidilakukan pada tanggal neraca.
Apabila klien memiliki beberapa lokasi yang letakgeografisnya terpencar, maka biaya yang harus dikeluarkan untuk
melakukanpengujian fisik menjadi makin besar. Sementara itu, konfirmasi
memerlukan biayayang besar karena auditor harus melakukan sejumlah
prosedur secara hati-hatidalam rangka
mempersiapkan konfirmasi, pengiriman dan penerimaan kembali,serta upaya untuk
menindaklanjuti berbagai konfirmasi yang tidak menerimatanggapan atau sejumlah
pengecualian informasi.
Sedangkan
teknik audit yang memerlukan biaya yang relatif sedikit adalahobservasi, wawancara,
dan hitung uji. Observasi umumnya dilakukan oleh auditor dengan sejumlah
prosedur audit yang lainnya. Wawancara juga dapat dilakukanoleh auditor dengan
ekstensif dalam setiap proses audit. Sedangkan untuk hitunguji, karena hanya
melibatkan berbagai perhitungan dan penelusuran sederhanayang dapat dilakukan
setiap saat sesuai dengan keperluan auditor, yang biasanyadilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak komputer yang dimiliki auditor,maka hitung uji
memerlukan biaya yang rendah.
1 comments:
bagus,lucu blog nya
My blog
Post a Comment